Apakah kau akan menyelamatkan ibumu atau kekasihmu jika terjadi sebuah kebakaran? Pertanyan yang cukup rumit ini telah ditanyakan kepada ribuan peserta pelatihan pengacara dan hakim, yang mengikuti Ujian Peradilan Nasional yang dilaksanakan di China. Tes ini dilakukan untuk menilai apakah para peserta cukup berkualitas untuk menegakkan hukum di China atau tidak.
Awalnya pertanyaan tersebut bermula seperti ini :
"Jika seseorang mampu menyelamatkan ibunya, namun lebih memilih menyelamatkan kekasihnya, apakah ia termasuk melakukan kejahatan non-action ? Di lembar kedua, para panitia memberikan pilihan berganda untuk bagian hukum obat-obatan, jalanan, polusi, penipuan, penyuapan dan beberapa jenis kasus serius lainnya. Namun, saat tiba di pertanyaan nomor 25, para peserta diberikan pertanyaan mengenai ‘kejahatan kelalaian’, dengan menciptakan beberapa contoh kejadian.
Seperti penjaga pantai yang gagal menyelamatkan anak kecil yang tenggelam, seorang suami yang tak mau menyelamatkan sang istri saat proses perceraian, atau seseorang yang membiarkan sahabatnya meminum kopi beracun.
Pada bagian pilihan C, panitia menceritakan sebuah kejadian, saat seorang pria memutuskan untuk menyelamatkan sang kekasih daripada ibunya sendiri, dari sebuah kebakaran gedung.
Saat ujian tersebut mengganti perumpamaan air dengan api, pertanyaan ini sangat mirip dengan sebuah pertanyaan hypothetical mengenai sebuah proses memilih antara menyelamatkan nyawa ibu atau kekasih saat tenggelam.
Sebuah pertanyaan yang sering ditanyakan seorang kekasih, yang akhirnya membuat banyak orang mengalami dilema dalam mencari jawabannya. Tak lama, Departemen Kehakiman merilis jawaban dari pertanyaan tersebut pada 24 September 2015, dengan mengatakan bahwa sang pria termasuk melakukan perbuatan kriminal non-action, jika ia lebih memilih kekasihnya daripada sang ibu, seperti yang dilaporkan Global Times.
Menurut hukum yang berlaku di China, seorang anak berkewajiban untuk menyelamatkan ibunya, bukan kekasihnya. Pada akhirnya, pertanyaan ini menimbulkan perdebatan di kalangan netizen dunia maya, dimana sebagian netizen menyetujui jawaban tersebut, dengan alasan bahwa sangat tidak berhati seorang anak bila membiarkan ibunya dalam bahaya.
Pada bagian pilihan C, panitia menceritakan sebuah kejadian, saat seorang pria memutuskan untuk menyelamatkan sang kekasih daripada ibunya sendiri, dari sebuah kebakaran gedung.
Saat ujian tersebut mengganti perumpamaan air dengan api, pertanyaan ini sangat mirip dengan sebuah pertanyaan hypothetical mengenai sebuah proses memilih antara menyelamatkan nyawa ibu atau kekasih saat tenggelam.
Sebuah pertanyaan yang sering ditanyakan seorang kekasih, yang akhirnya membuat banyak orang mengalami dilema dalam mencari jawabannya. Tak lama, Departemen Kehakiman merilis jawaban dari pertanyaan tersebut pada 24 September 2015, dengan mengatakan bahwa sang pria termasuk melakukan perbuatan kriminal non-action, jika ia lebih memilih kekasihnya daripada sang ibu, seperti yang dilaporkan Global Times.
Menurut hukum yang berlaku di China, seorang anak berkewajiban untuk menyelamatkan ibunya, bukan kekasihnya. Pada akhirnya, pertanyaan ini menimbulkan perdebatan di kalangan netizen dunia maya, dimana sebagian netizen menyetujui jawaban tersebut, dengan alasan bahwa sangat tidak berhati seorang anak bila membiarkan ibunya dalam bahaya.
”Aku sudah pasti akan menyelamatkan ibuku pertama kali. Selain dari alasan hukum, ibuku lah yang membesarkanku." "Ditambah lagi kekasihku masih muda, yang berarti dia lebih memiliki kesempatan untuk menyelamatkan diri dari kebakaran dengan caranya sendiri,” ungkap seorang netizen. Namun, tak sedikit dari beberapa netizen yang merasa kalau hukum tersebut tidak tepat.
”Kehidupan semua orang itu sama, mereka harus diperlakukan sama di mata hukum," ungkap netizen lainnya."Aku tak tahu mengapa membiarkan ibu kita adalah sebuah perbuatan kriminal, dimana membiarkan kekasih kita bukan merupakan sebuah perbuatan kriminal,” lanjutnya.
(sumber)
0 Response to "Heboh, Pilih Selamatkan Ibu atau Kekasihmu saat Kebakaran? Ini Jawabannya"
Posting Komentar