Menderita impotensi atau disfungsi ereksi bukanlah akhir dari segalanya. Melalui kemajuan teknologi dan ilmu kedokteran, sekarang ini para ahli telah berhasil menemukan beberapa jenis obat yang dapat membantu mengatasi gangguan ereksi yang Anda alami. Di bawah ini Anda dapat melihat 3 jenis obat impotensi yang mungkin dapat membantu Anda. Akan tetapi, pastikan Anda telah berkonsultasi dengan dokter Anda terlebih dahulu sebelum mulai mengkonsumsi obat-obatan di bawah ini.
PDE5 Inhibitor
Jika Anda baru saja didiagnosa menderita disfungsi ereksi, maka Anda mungkin akan diberikan obat golongan PDE5 inhibitor, yang memang merupakan pengobatan lini pertama untuk mengatasi disfungsi ereksi.
Alprostadil
Jika ketiga jenis obat golongan PDE5 inhibitor tidak dapat membantu mengatasi disfungsi ereksi yang Anda alami atau karena ketiganya terlalu mahal atau karena Anda tidak tahan dengan efek samping ketiganya; maka dokter Anda biasanya akan memberikan alprostadil, yang merupakan pengobatan lini kedua untuk disfungsi ereksi.
Alprostadil bekerja dengan cara meningkatkan aliran darah dan merileksasi otot-otot penis, yang dapat membantu Anda mencapai ereksi. Obat ini biasanya diberikan melalui suntikan langsung pada penis atau dimasukkan melalui lubang "Mr P" Anda.
Efek samping yang sering terjadi adalah priapismus atau ereksi berkepanjangan, yaitu suatu keadaan di mana ereksi terus berlangsung selama 4 jam walaupun tidak ada stimulasi seksual baik secara fisik maupun psikologi. Keadaan ini dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada penis dan mengganggu fungsi ereksi "Mr P".
Terapi Sulih Hormon
Terapi sulih hormon atau yang lebih dikenal dengan pemberian hormon androgen (testosteron) telah dilakukan pada sekitar 31 persen peserta penelitian. Terapi ini biasanya hanya diberikan pada pria yang memang memiliki kadar hormon testosteron yang rendah, yaitu kurang dari 300 ng/dL bila ia masih berusia kurang dari 65 tahun.
Rendahnya kadar hormon testosteron dapat menyebabkan penurunan gairah seksual, berkurangnya stamina, dan disfungsi ereksi. Pemberian hormon pengganti diharapkan dapat membantu mengatasi berbagai gejala tersebut. Pemberian terapi sulih hormon ini biasanya dilakukan melalui suntikan yang diberikan setiap beberapa minggu sekali atau melalui koyo yang ditempelkan setiap hari pada kulit atau dengan mengoleskan gel.
Akan tetapi, bila disfungsi ereksi yang Anda alami bukan karena rendahnya kadar hormon testosteron.
Makanya, pemberian hormon pengganti ini biasanya tidak akan memberikan manfaat apapun dan justru akan menyebabkan terjadinya berbagai efek samping menakutkan seperti darah menjadi kental, yang akan memudahkan terbentuknya bekuan darah (hal ini dikarenakan terapi sulih hormon dapat meningkatkan kadar sel darah merah Anda), yang dapat meningkatkan resiko terjadinya serangan jantung atau stroke.
Alprostadil bekerja dengan cara meningkatkan aliran darah dan merileksasi otot-otot penis, yang dapat membantu Anda mencapai ereksi. Obat ini biasanya diberikan melalui suntikan langsung pada penis atau dimasukkan melalui lubang "Mr P" Anda.
Efek samping yang sering terjadi adalah priapismus atau ereksi berkepanjangan, yaitu suatu keadaan di mana ereksi terus berlangsung selama 4 jam walaupun tidak ada stimulasi seksual baik secara fisik maupun psikologi. Keadaan ini dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada penis dan mengganggu fungsi ereksi "Mr P".
Terapi Sulih Hormon
Terapi sulih hormon atau yang lebih dikenal dengan pemberian hormon androgen (testosteron) telah dilakukan pada sekitar 31 persen peserta penelitian. Terapi ini biasanya hanya diberikan pada pria yang memang memiliki kadar hormon testosteron yang rendah, yaitu kurang dari 300 ng/dL bila ia masih berusia kurang dari 65 tahun.
Rendahnya kadar hormon testosteron dapat menyebabkan penurunan gairah seksual, berkurangnya stamina, dan disfungsi ereksi. Pemberian hormon pengganti diharapkan dapat membantu mengatasi berbagai gejala tersebut. Pemberian terapi sulih hormon ini biasanya dilakukan melalui suntikan yang diberikan setiap beberapa minggu sekali atau melalui koyo yang ditempelkan setiap hari pada kulit atau dengan mengoleskan gel.
Akan tetapi, bila disfungsi ereksi yang Anda alami bukan karena rendahnya kadar hormon testosteron.
Makanya, pemberian hormon pengganti ini biasanya tidak akan memberikan manfaat apapun dan justru akan menyebabkan terjadinya berbagai efek samping menakutkan seperti darah menjadi kental, yang akan memudahkan terbentuknya bekuan darah (hal ini dikarenakan terapi sulih hormon dapat meningkatkan kadar sel darah merah Anda), yang dapat meningkatkan resiko terjadinya serangan jantung atau stroke.
(sumber)
0 Response to "Tak Perlu Pusing, Ini 3 Cara Mudah Obati Impotensi"
Posting Komentar