Buat Kamu yang Gemar Minum Bir, Derita Ini Pasti Sudah Kamu Akrabi


Bir termasuk salah satu minuman yang populer di Indonesia. Namun, konsumsi bir sendiri masih menjadi pro kontra. Pasalnya, masyarakat masih menilai bahwa konsumsi minuman beralkohol bukanlah budaya Timur dan juga merupakan kebiasaan negatif yang harus dihindari.
Diperkenalkan oleh penjajah Belanda di tahun 1931, bir kini telah bergeser menjadi simbol sebuah kehidupan sosial. Nah, buat kamu yang doyan minum bir, mungkin pernah merasakan hal-hal berikut ini…


1. Kadang kamu merasa kalau di Indonesia, bir itu ‘lumayan’ mahal!

bir itu mahal
bir itu mahal 
Bir kaleng ukuran 330ml dibanderol sekitar 16ribuan. Sekaleng bir paling-paling jadi temen ngobrol kurang lebih selama 2 jam. Padahal, ketika nongkrong kamu bisa standby dari jam 7 malem sampai jam 3 pagi. Ketika membeli 4 kaleng bir, berarti kamu harus merogoh 65ribu dari kocekmu.

Hmm…gimana? Jadi, masih mau ngebir atau minum ini aja…
es teh manis
es teh manis 


2. Padahal, di luar negeri, bir lebih murah daripada cola atau air mineral

bir lebih murah daripada air
bir lebih murah daripada air 
Di Jerman, 1 liter bir dihargai 37ribu, cola 57ribu, sedangkan air mineral 45ribu. Nah lho, bayangin aja kalau Indonesia juga memberlakukan hal yang sama. Kalau di sini air mineral 1,5 liter harganya 4ribu, terus bir-nya berapa? Satu kata aja sih, surgaaaaaaaaaaaaa…


3. Ketika 5 kaleng kosong bisa ditukar 1 kaleng bir

kaleng bekas
kaleng bekas 
Masih di Jerman, setiap pembelian 1 botol atau 1 kaleng bir akan ditambahkan 0,25 euro atau sekitar 4 ribu rupiah. Toko juga bersedia untuk menerima kembali 5 botol atau kaleng bir bekas dan menukarnya dengan sebotol atau sekaleng bir kesukaanmu.

Nah, kalau di Indonesia diberlakukan hal yang sama, hobi barumu mungkin…
mengumpulkan kaleng bekas
mengumpulkan kaleng bekas 
Ngumpulin kaleng bir bekas! Hehehehe


4. Selain lumayan mahal, beli bir bisa jadi bikin KZL!

beli bir kadang bikin kesel
beli bir kadang bikin kesel 
Menjamurnya convenient store dan minimarket sempat memudahkan para penyuka bir. Cukup ke CeKa atau Ind*maret udah bisa beli bir sambil numpang nongkrong di depan toko sampai bedug subuh. Sayangnya, nggak semua kota-kota di Indonesia menawarkan kemudahan ini.


5. Ada lho toko-toko yang mengaku dirazia oknum tertentu gara-gara jualan bir

tolak miras
tolak miras 
Kamu: “Mas, bir-nya kok nggak ada, ya?”
Mas Minimarket: (wajah aneh) “Ehm…”
Kamu: “Lhah, ada nggak, sih?”
Mas Minimarket: “Ada. Berapa, Mas? Saya ambilkan”
Kamu: “Ah, elah. Kenapa Nggak didisplay aja sih?”
Mas Minimarket: “Ya, daripada tokonya di obrak-abrik, Mas”
Kamu: “Buset dah. Serem amat!”


5. Ketika temen-temenmu nggak mau nemenin ngebir. Kamu cuma bisa…

ya elah
ya elah 
Kamu: “Suntuk nih, pengen yang seger-seger. Ngebir, yuk!”
Temen 1: “Ogah, kagak doyan gw”
Temen 2: “Astagfirulah…gw nggak minum alkohol”
Temen 3: “Es kelapa muda aja, gw temenin”


6. Kamu merasa nggak nyaman kalau ngebir disembarang tempat


Ketika nongkrong di KaeFCi dan membawa beberapa kaleng bir, orang lain akan melihatmu seperti ini…
anggapan miring
anggapan miring 
Yup, minum bir dianggap bukan budaya Timur. Ketika kamu melakukannya di tempat-tempat umum, orang akan memberikan anggapan miring padamu. Tatapan mereka seperti bicara:
“Minum bir? Pasti cowok urakan”
“Ya ampun, cewek nggak bener, tuh”
“Haram…haram…astagfirulah”

Kamu pun merasa…
“Aku KOTORRRRRRRRRR!!!”


7. Akhirnya, tempat ngebir yang menurutmu OKE adalah…

1. Restoran atau cafe
ngebir di cafe
ngebir di cafe 
Yah, walaupun lebih mahal!



sumber | digali.blogspot.com

0 Response to "Buat Kamu yang Gemar Minum Bir, Derita Ini Pasti Sudah Kamu Akrabi"

Posting Komentar