MAYAT ANAK PEREMPUAN DALAM KARDUS KURANG DIPERHATIKAN ORANGTUANYA


Aisyah Nangis Histeris Sepupunya Tewas Dalam Kardus

Aisyah (21) duduk di sofa berwarna merah lantai 3 Polsek Kalideres, Jakarta Barat pada Sabtu (3/10/2015) siang. Gadis berkerudung putih itu menangis tersedu-sedu bersandar di sofa empuk.
Ia tampak lemas, sesekali mengusap air matanya yang terjun bebas mengalir di kedua pipinya.
Sepasang matanya basah dan terlihat sembab.

Mahasiswi jurusan Fisika angkatan 2011 dari Institut Pertanian Bogor ini sedang dirundung duka. Sepupunya yakni Putri Nur Fauziah (9) ditemukan dalam keadaan tewas di dalam kardus pada Jumat (2/10/2015) sekitar 22.30 di Jalan Sahabat RT 06 / RW 05 Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.

Korban yang kerap disapa Eneng oleh keluarganya itu meninggal dunia dalam keadaan yang mengenaskan.
Bocah berusia 9 tahun ini tewas dalam kondisi kaki dan tangan terikat. Mulut tersumpal kaos kaki putih dilakban cokelat.

Bahkan bibirnya jontor, hidung serta telinga kirinya mengeluarkan darah. Pinggang kiri terdapat luka gores 10 centimeter, yang lebih tragis lagi kemaluan korban pun mengeluarkan darah diduga sebelum tewas, korban mengalami pemerkaosan. Aisyah menyambangi Polsek Kalideres bersama keluarga besarnya. Ibunda Aisyah yakni Siti Rohmah (39) menemani ibunda dari korban yaitu Ida Fitriani (33).

Korban merupakan buah hati dari pasangan Ida Fitriani dengan Asep Syaifullah (35). Fauziah duduk di Sekolah Dasar 05 Pagi, Rawa Lele, Kalideres kelas 2. "Keluarga tau kabar ini dari pemberitaan di media tadi pagi. Makanya kami langsung datang ke Polsek," ujar Aisyah saat berbincang santai dengan Warta Kota di Polsek Kalideres, Jakarta Barat pada Sabtu (3/10/2015).

Aisyah menuturkan, sebelumnya keluarga panik lantaran Fauziah belum pulang ke rumah dari sekolah hingga malam hari. Korban berpesan kepada ibunya jika Eneng ingin belajar kelompok usai pulang dari sekolah.

Namun hingga larut malam, Fauziah belum datang juga ke rumah. Sekeluarga berencana membuat brosur kertas berisikan anak hilang yakni Fauziah. "Tadinya mau lapor polisi, tapi waktu itu belum 24 jam hilangnya. Kami sudah print brosur dan siap disebarkan di tempat lain, taunya Eneng sudah enggak ada (meninggal)," ucap Aisyah sembari menahan tangis.

Fauziah Bocah Periang
Asiyah mengungkapkan korban merupakan bocah yang kerap kali gemar bercanda. Dirinya pun sering mengumbar canda ketika bermain bersama korban. "Eneng orangnya periang, senang bercanda. Enggak nakal, dan akrab dengan teman - teman lainnya," kata Aisyah.Sepupu korban ini juga berujar Eneng memiliki kulit yang sawo matang. Rambutnya hitam panjang dibiarkan tergerai."Anaknya ya manis, baik sama keluarga juga," tuturnya.
Aisyah beserta keluarga besar sangat terpukul dengan kepergian Fauziah itu. Ia berharap agar pelaku pembunuhan tehadap korban segera tertangkap. "Ada ya orang yang jahat kaya itu, beraninya sama anak kecil, perempuan lagi. Semoga cepat tertangkap dan dihukum seberat - berat," ungkapnya.
Fauziah sangat dekat dengan ibunda Aisyah yakni Siti Rohmah. Hampir setiap hari bocah berusia 9 tahun ini datang ke rumah Aisyah.

"Ibu saya sayang banget sama Eneng, tiap hari datang ke rumah dan Eneng dikasih uang sama ibu. Makanya ibu saya sedih banget dan sempat pingsan," imbuh Aisyah. Jarak rumah korban dengan kediaman Aisyah tak terlalu jauh. Aisyah bermukim di RT 05 / RW 07 Jalan Peta Barat, Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Sedangkan Fauziah beralamatkan di RT 06 / RW 07 Jalan Peta Barat, Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.

Lingkungan Sekolah Korban Rawan
Aisyah merasa khawatir dengan sekolah Fauziah tempat menimba ilmu. Menurutnya SD 05 Pagi, Rawa Lele, Kalideres di lingkungan dekat sekitar banyak tongkrongan anak - anak muda nakal. "Di sekitar sekolah korban ada tongkrongan pemuda bandel, saya juga khawatir kalau Fauziah berangkat atau pulang sekolah lewat situ," ucap Aisyah.

Fauziah pergi ke sekolah dengan berjalan kaki lantaran jarak sekolah dengan rumahnya memang cukup dekat. Aisyah menuturkan banyak siswa yang diantar dan dijemput pulang sekolah karena daerah setempat cukup rawan. Fauziah kurang kasih sayang dari orangtuanya. Ayahnya berprofesi sebagai sopir yang kerap ke luar kota. Korban kerap kali jalan sendirian menuju sekolahnya.

"Waktu kami tanya ke teman - teman sekolah korban, teman - temannya juga pada enggak tahu. Kami takut kalau Fauziah diculik, dan enggak taunya dapat kabar kalau Eneng sudah meninggal," pungkas Aisyah. 



(sumber)

0 Response to "MAYAT ANAK PEREMPUAN DALAM KARDUS KURANG DIPERHATIKAN ORANGTUANYA"

Posting Komentar